GMDSS Teori (1)

GMDSS (General Maritime Distress Safety System)

Fungsi-fungsi GMDSS antara lain :
  1. Alerting adalah pemberitahuan marabahaya yang cepat dan berhasil pada unit yang dapat mengadakan atau mengkoordinasikan pencarian dan pertolongan. Alat yang digunakan : Inmarasat C, VHF DSC, MF DSC, HF DSC, EPIRB COSPAS-SARSAT/INMARASAT
  2. SAR Coordinating Communication adalah komunikasi yang digunakan untuk koordinasi antara unit-unit yang perpotensi SAR termasuk kapal-kapal yang berada di laut untuk merencanakan operasi pencarian dan pertolongan. Alat yang digunakan : Inmarsat C, VHF Voice, MF Voice dan HF Voice.
  3. On Scene Communication adalah sistem komunikasi yang digunakan dilokasi musibah antara on scene commander dan unit-unit yang ikut dalam operasi termasuk kapal-kapal yang terkena musibah apabila masih dapat melakukan komunikasi. Alat yang digunakan adalah VHF Voice.
  4. Location Signal adalah signal untuk memudahkan penemuan posisi survival craft. Alat yang digunakan adalah SART 9 GHz.
  5. Dessemination of Maritime Safety Information (MSI) adalah informasi-informasi mengenai keselamatan pelayaran. Alat yang digunakan adalah NAVTEX atau EGC.
  6. General Radio Communication adalah komunikasi dari kapal ke suatu jaringan radio di darat yang ada hubungannya dengan keselamatan. Alat yang digunakan adalah VHF Voice.
  7. Bridge to Bridge Communication adalah komunikasi antar kapal dari anjungan yang ada hubungannya dengan keselamatan. Alat yang digunakan adalah VHF Voice.
Pembagian wilayah pelayaran GMDSS dan peralatannya adalah :
  1. Daerah Pelayaran A1 adalah daerah pelayaran dalam jarak capai perangkat radio teleponi VHF dari stasiun pantai terdekat kurang lebih 20 - 30 mil yang dibuka terus menerus selama 24 jam menggunakan perangkat VHF DSC. Peralatannya : VHF radio teleponi dan DSC, NAVTEX receiver atau EGC, EPIRB COSPAS-SARSAT / INMARSAT, SART 9 Ghz dan VHF Portable.
  2. Daerah Pelayaran A2 adalah daeah pelayaran diluar A1 yang dalam jarak capai perangkat radio telepono MF dari stasiun pantai terdekat lebih kurang 100 mile yang dibuka terus menerus selama 24 jam dengan menggunakan perangkat MF DSC. Peralatannya : Semua peralatan dari daerah A1 ditambah dengan MF radio teleponi dan DSC.
  3. Daerah Pelayaran A3 adalah daerah pelayaran diluar A1 dan A2 yang terjangkau dalam liputan satelit geostasioner yaitu 70 derajat LU s/d 70 derajat LS. Peralatannya : Semua peralatan A1 dan A2 ditambah dengan HF radio teleponi dan NBDP atau INMARSAT A, B dan C.
  4. Daerah Pelayaran A4 adalah daerah pelayaran diluar A1, A2 dan A3. Peralatannya : VHF radio teleponi dan DSC, NAVTEX receiver, EPIRB COSPAS-SARSAT/INMARSAT, SART 9 Ghz, VHF Portable, MF radio teleponi dan DSC, HF radio teleponi dan DSC
Perbedaan utama antara EPIRB COSPAS-SARSAT dan L-Band EPIRB INMARSAT adalah

EPIRB COSPAS-SARSAT
  • Frekuensi 406 Mhz ; 125,5 Mhz
  • Coverage area seluruh dunia
  • Pengoperasian secara otomatis tanpa memprogram terlebih dahulu karena menggunakan asas effect doppler
L-Band EPIRB INMARSAT
  • Frekuensi 1.6 Ghz
  • Coverage area lebih kurang 70 derajat LU s/d 70 derajat LS
  • Sebelum diaktifkan terlebih dahulu harus dimasukkan data posisi yang dihubungkan dengan GPS
3 Komponen utama INMARSAT
  1. Ship Earth Station (SES)
  2. Satelit beserta fasilitas penunjang didarat (NCS)
  3. Coast Earth Station (CES)
Fungsi-fungsi NCS adalah :
  1. Mengatur kanal / saluran-saluran komunikasi satelit
  2. Menentukan saluran telepon / telec dari persediaan saluran yang ada bagi CES dan SES
  3. Memancarkan sistem Enhance Group Call (EGC)
Jenis-jenis berita yang disiarkan oleh NAVTEX yang dipancarkan pada frekuensi 518 Khz adalah
  • Navigation warning
  • Meteorologi warning
  • Ice reports
  • Search and Rescue information
  • Meteorologi forecast
  • Pilot service messanges
Jenis-jenis berita yang tidak dapat dibatalkan NAVTEX adalah
  1. Navigation warning
  2. Meteorologi warning
  3. Search and Rescue Informastion
  4. Additional messages for A / Rig Movement
Jadwal Pemancaran pada NAVTEX adalah
A : 00.00 - 00.10
B : 00.10 - 00.20
C : 00.20 - 00.30
D : 00.30 - 00.40
E : 00.40 - 00.50
F : 00.50 - 01.00
Contoh pemancaran pada kode F adalah
F : 00.50 - 01.00
04.50 - 05.00
08.50 - 09.00
12.50 - 13.00
16.50 - 17.00
20.50 - 21.00
24.50 - 01.00 (00.50 - 01.00)

Frekuensi-frekuensi Distress (marabahaya) adalah 
MF ==>> 2187.5 Khz frekuensi shift = lebih kurang 85 Hz
HF ==>>  4207.5 Khz, 6321 Khz, 8414,5 Khz, 12577 Khz, 16804,5 Khz frekuensi shift = 85 Khz
VHF =>>  Ch 70 / frekuensi 156.525 Mhz, frekuensi shift = lebih kurang 400 Hz

Dalam preamble berita NAVTEX terdiri dari kode ZCZC DB 22 maksudnya adalah :
- ZCZC : Kode awal preamble NAVTEX
- D : Identitas stasiun pemancaran berita NAVTEX
- B : Kode penyiaran berita NAVTEX yaitu Meteorological Warning
- 22 : No urut berita yaitu 22

Jika no urut 22 diganti 00 maksudnya adalah peringatan tersebut sangat membahayakan bagi kapal-kapal dan Pesawat NAVTEX akan menerima berita terus-menerus setiap 4 (empat) jam sekali.

Hubungan peralan NAVTEX dengan fungsi GMDSS adalah untuk menerima informasi-informasi mengenai keselamatan pelayaran (MSI)

Secara singkat sistem kerja EGC dan perbedaanya dengan sistem NAVTEX...
EGC dipancarkan oleh NSC lewat commond channel : Safety Net untuk M.S.I atau Fleet Net untuk komersial melalui Satelit INMARSAT ke kapal-kapal dengan beberapa Mode yang unit. 



Perbedaan utama antara EPIRM COSPAS-SARSAT dengan L-Band EPIRB INMARSAT


Tugas radio operator apabila terjadi marabahaya (Distress) adalah memancarkan tanda distress dengan mengaktifkan EPIRB kemudian pancarkan distress pada DSC MF/HF/VHF selanjutnya tinggalkan kapal dengan membawa SART, VHF Portable dan EPIRB


Gambar format panggilan marabahaya dengan DSC


Fungsi masing-masing bagian :
  1. Dot Pattern : Pulsa sebanyak 200 titlk yang digunakan untuk menghentikan Scanning pada pesawat DSC watch keeping receiver

  2. Phasing Sequence : Penundaan waktu sesaat untuk menunggu pase urutan berikutnya.

  3. Format Specifier : Untuk menunjukkan bahwa format ini adalah format Distress/ marabahaya.

  4. Self Identification : Identifikasi stasiun kapal yang memancarkan marabahaya

  5. Nature of Distress : Menunjukkan sifat/ jenis bahaya yang sedang dialami

  6. Coordinates : Posisi kapal yang ada dalam keadaan marabahaya

  7. Time : Waktu / saat terjadinya musibah.

  8. Telecommand : Untuk memberitahukan frekuensi dan kelas emlSI yang digunakan apabila akan menghubung; kapal yang mengalami musibah.

  9. End Of Sequence : Akhir dari pada urutan format

Dua mode komuniasi dalam sistem NBDP yaitu FEC dan ARQ

FEC adalam sistem pemancar dengan mengirim secara broadcase masing-masing karakter sebanyak dua kali pada interval waktu 4 karakter, stasiun TX hanya memancarkan dan stasiun RX hanya menerima

ARQ adalah sistem permintaan ulang secara otomatis dimana stasiun TX mengirim tiga-tiga karakter dan untuk mengirim tiga karakter berikutnya dibawah perintah stasiun RX dengan memberikan sinyal contoh, sehingga kedua stasiun tersebut saling bergantian memancar dan menerima.

Proses pengukuran baterai menggunakan Avo Meter
  • Putar sektor ke DC Volt dengan Indikator satu tingkat lebih tinggi dari voltase baterai yang akan kita ukur.
  • Hubungkan kutup baterai dengan pin avo meter dimana positif baterai dengan positif avo meter (kabel warna merah), begitu juga dengan negatif (kabel warna hitam).
  • Kemudian baca voltase yang di tampilkan di layar AVO Meter
     
Prose pengukuran baterai menggunakan Hydro Meter
  • Buka tutup pengisian air accu
  • Tekan bagian karet pipet Hydrometer, masukkan Hydrometer kedalamnya sampai air aki masuk kedalam tabung Hydrometer hingga setengahnya.
  • Baca skala pada indikator yang mengapung pada alat Hydrometer.
         Jika air aki pada lever warna hijau berarti batrai terisi penuh
         Jika air aki pada lever warna kuning berarti batrai terisi setengah
         Jika air aki pada lever warna merah berarti batrai kosong

Kemampuan operasi dari SART Transponder bila di Interogasi oleh RADAR Pelayaran, SART Transponder tersebut harus dapat beroperasi dengan betul dan mampu memancarkan sinyal dengan frekuensi bergeser (swept frequency) ketika menerima sinyal interogasi dari RADAR kapal dengan tinggi antena RADAR 15 m, pada jarak paling sedikit 10 mil laut.


SART

  • SART bekerja pada frekuensi 9 Ghz
  • Setelah dinyalakan SART maka SART dalam kondisi standby ditandai dengan lampu berkedip
  • Apabila SART mendapat sinyal interogasi dari RADAR kapal atau RADAR pesawat terbang maka SART akan memancarkan sinyal kepada RADAR kapal atau pesawat terbang, ditandai dengan lampu LED pada SARTmenyala dan diikuti bunyi secara terus-menerus.
3 Mode kerja satelit COSPAS-SARSAT
  1. Real time 121,5 Mhz repeater datas system : repeater pada satelit memancarkan sinyal 121,5 Mhz langsung ke stasiun LUT tanpa melalui proses. LUT dan EPIRB harus dalam jarak pandang langsung terhadap satelit, sinyal baru dapat diproses posisinya di LUT.
  2. Real time 406 Mhz Proccessed data system : Satelit menerima sinyal 406 Mhz, data langsung diproses posisinya dengan penggeseran frek dopper, data posisi tersebut dipancarkan ke stasiun LUT yang berada pada jarak pandangnya.
  3. Global 406 Mhz Coverage Mode : Dengan menyimpan data posisi rambu pada COSPAS memori, satelit tersebut dapat memberikan data posisi rambu pada semua LUT aktif yang dilintasi.

Diagram COSPAS - SARSAT


Gambar Assigned Frequency dalam sistem NBDP


Assigned Frequency adalah frekuensi tengah yang dipancarkan dengan menambahkan atau mengurangkan frekuensi lebih kurang 85 hz sehingga membentuk Space dan Mark.

Carrier Frequency adalah gelombang pembawa yang akan dimodulasikan dengan sistem Telex menggunakan Frequency Shift Keying (FSK).
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net

1 comment: